Pemasaran Bank

-->



 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Perubahan di bidang sosial, budaya, ekonomi, teknologi, politik dan juga dalam persaingan, dapat mempengaruhi bentuk dan keadaan pasar. Karena pasar selalu berubah, maka perusahaan juga harus selalu meningkatkan pelayanannya. Hal yang perlu diperhatikan di sini adalah bagaimana  perusahaan mengambil inisiatif untuk merubah cara pelayanan-nya agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan di luar perusahaan yang menghendaki perubahan.
Demikian halnya di dunia perbankan, dimana dewasa ini dunia perbankan semakin berkembang, hal ini sejalan dengan perubahan di bidang hukum dan teknologi yang cukup berpengaruh terhadap perbankan secara umum. Perusahaan perbankan banyak yang berupaya untuk meningkatkan keterampilan teknologi dalam perencanaan bank, riset dan informasi pasar, program pemasaran bank yang terpadu, hubungan masyarakat dan lain sebagainya. Di pihak nasabah juga terjadi perubahan  akan kebutuhan produk/jasa bank yang diikuti oleh keinginan akan adanya peningkatan kualitas sistem layanan dan kebutuhan akan kanekaragaman layanan bank.


1
 
Hal tersebut tidak terlepas dari fungsi terpenting dari bank yakni menjembatani kepentingan kelompok msyarakat yang kelebihan dana  (surplus unit) dengan kelompok masyarakat yang kekurangan dana (defisit unit). Peranan ini lebih dikenal dengan fungsi intermediary dimana kedudukan bank berada di tengah-tengah masyarakat dan sebagai perantara  transaksi yang sangat  penting dalam rangka ikut meningkatkan taraf hidup rakyat. Sebagaimana ditegaskan dalam undang-undang nomor 7 tahun 1992 yang dikemudian dirubah dengan undang-undang  nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan bahwa definisi bank adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak,


Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara, karena jasa-jasanya merupakan sentral bagi efektifnya perekonomian. Dalam arti yang luas, sebuah bank dapat dianggap jantung  hati  dari suatu struktur keuangan yang kompleks. Sebagai intermediary, bank menghimpun dana masyarakat berupa simpanan dalam bentuk giro, deposito dan tabungan yang selanjutnya dana tersebut disalurkan kepada masyarakat berupa pinjaman  atau kredit. Selain itu, bank dapat memberikan layanan berupa jasa-jasa lainnya berupa transfer, letter of credit, bank garansi dan lainnya sebagaimana kelaziman di dunia perbankan.
Dewasa ini, tuntutan masyarakat terhadap dunia perbankan semakin meningkat, dimana masyarakat tidak hanya memandang sebuah bank sebagai sarana untuk menyimpan uang yang lebih aman, namun lebih dari itu, mereka mengharapkan hasil investasi yang lebih tinggi, sehingga menciptakan suasana persaingan antar bank dalam penggalangan dana nasabah yang semakin ketat dan di sisi lain pemerintah membatasi bank dalam memberikan suku bunga produk simpanan tidak melebihi bunga perjanjian Bank Indonesia.
Bagi sebuah bank, tidaklah cukup hanya dengan memberikan jasa-jasa keuangan saja, tetapi yang terpenting adalah bagaimana cara untuk meningkatkan mutu dari pemberian jasa-jasa tersebut. Bank harus beroperasi secara sehat, sehingga kepentingan semua pihak terjaga dan kelanjutan hidup bank terjamin. Hal ini dapat dicapai dengan kebijaksanaan dan praktek-praktek yang berpandangan jauh ke depan.
Perkembangan mutakhir dalam perbankan dewasa ini telah mendorong  Bank Negara Indonesia untuk mencari jasa-jasa (service) baru yang dapat ditawarkan kepada nasabah, hal ini sejalan dengan visi dari Bank Negara Indonesia untuk menjadi bank kebanggaan nasional yang unggul dalam layanan dan  kinerja  serta misi Bank BNI yang berusaha untuk memaksimalkan  stake holder value dengan menyediakan solusi keuangan yang fokus pada segmen pasar korporasi, komersial dan konsumen sebagai salah satu wahana untuk meningkatkan citra Bank Negara Indonesia.
Dalam meningkatkan citra Bank Negara Indonesia sebagai lembaga keuangan perbankan, maka salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menawarkan produk yang dapat memenuhi kepuasan nasabah bank, sebab dengan produk yang sesuai dengan manfaat dan dapat memenuhi harapan nasabah bank maka akan dapat meningkatkan nilai tambah dari produk yang ditawarkan oleh Bank Negara Indonesia. Dengan pentingnya peranan produk yang ditawarkan oleh PT. Bank Negara Indonesia (BNI) maka salah satu jenis produk yang menjadi titik pokok dalam penulisan ini adalah produk Tabungan BNI Taplus merupakan investasi tabungan dalam rupiah.
Dalam kaitannya dengan uraian tersebut di atas, maka produk BNI Taplus merupakan salah satu produk unggulan Bank Negara Indonesia yang berbasis tabungan yang dipasarkan kepada nasabah guna dapat meningkatkatkan jumlah nasabah produk tabungan.
Dalam melakukan pemasaran produk Taplus PT. BNI menghadapi dua faktor internal dan faktor eksternal bank. Faktor internal bank dalam SWOT adalah meliputi kekuatan dan kelemahan Bank Negara Indonesia dalam melakukan pemasaran produk Tabplus, sedangkan faktor eksternal yang meliputi peluang dan ancaman bagi perusahaan, seperti munculnya pesaing baru dengan kekuatan manajemen yang lebih baik, meningkatnya daya tawar pamasok, daya tawar pembeli yang dapat memberikan tingkat harga produk maupun tingkat suku bunga yang kompetitif, hadirnya produk substitusi perbankan dan semakin ketatnya kompetisi dengan meluncurkan produk yang menarik dengan promosi yang gencar dengan tujuan untuk memenuhi harapan dan keinginan nasabah, potensi pasar dan budaya masyarakat terhadap produk tersebut.
Dengan adanya analisis faktor eksternal dan internal dalam pemasaran produk Taplus maka kinerja pemasaran produk tabungan dalam tahun terakhir mengalami peningkatan, dengan adanya peningkatan dalam kinerja pemasaran maka PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cabang Makassar perlu mengambil langkah-langkah strategi pemasaran. Hal ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui keunggulan, kelemahan, ancaman dan peluang yang akan dihadapi oleh PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cabang Makassar dengan perusahaan perbankan lainnya.
Bertitik tolak dari uraian yang dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti masalah Analisis SWOT dengan memilih judul  : “ Analisis SWOT Dalam Pemasaran Produk Tabungan BNI Taplus Pada PT. BNI (Persero) Tbk Cabang Makassar.”

1.2 Masalah Pokok
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin mengidentifikasikan masalah tersebut dalam bentuk pertanyaan penelitian (research questions)  yaitu :Apakah penerapan analisis SWOT (keunggulan, kelemahan,  ancaman dan peluangan) dalam pemasaran produk tabungan BNI Taplus dapat meningkatkan jumlah nasabah“.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan utama yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut : “Untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi pemasaran dengan menggunakan analisis SWOT yang terdiri dari Keunggulan, kelemahan, ancaman dan peluang yang diterapkan oleh PT. BNI (Persero) Tbk Cabang Makassar”.
1.4  Manfaat Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan akan diperoleh informasi yang dapat bermanfaat antara lain :
1.      Peneliti dimaksudkan untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kesesuaian fakta di lapangan dengan teori yang dipelajari dibangku kuliah.
2.      Memberikan informasi kepada manajemen perusahaan perbankan untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menerapkan strategi pemasaran khususnya analisis SWOT pada PT. BNI (Persero) Tbk Cabang Makassar.
3.      Sebagai bahan referensi dan titik tolak bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian lebih lanjut.
1.5 Sistematika Penulisan
            Untuk memudahkan dalam memahami isi penulisan ini, maka pembahasan akan diuraikan dalam enam bab, dengan rencana sistematika sebagai berikut : 
Bab   I         Pendahuluan, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
Bab II         Tinjauan pustaka yang terdiri dari pengertian bank, pengertian pemasaran bank, konsep pemasaran bank, strategi pemasaran, analisis SWOT, kerangka pikir, dan hipotesis.
Bab III    Metode Penelitian, yang berisikan daerah dan waktu penelitian, metode pengumpulan data, jenis dan sumber data, metode analisis.
Bab IV        Gambaran Umum Perusahaan, sejarah singkat perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, serta uraian tugas.
Bab V         Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang terdiri dari analisis SWOT dalam pemasaran produk tabungan BNI Taplus, evaluasi penerapan strategi SWOT dalam pemasaran produk Tabungan Taplus, analisis matriks SWOT.  
Bab VI        Penutup, yang berisikan kesimpulan dan saran-saran.
BAB II


 
TINJAUAN PUSTAKA


 
 

2.1  Pengertian Pemasaran Bank
Sebagai unit bisnis, bank senantiasa berorientasi laba. Kegiatan pemasaran sudah merupakan suatu kerbutuhan utama dan sudah merupakan suatu keharusan untuk dijalankan. Tanpa kegiatan pemasaran jangan diharapkan kebutuhan dan keinginan pelanggannya akan dipenuhi. Oleh karena itu, bagi dunia usaha apalagi seperti usaha perbankan perlu mengemas kegiatan pemasarannya secara terpadu dan terus menerus melakukan riset pasar.
Pemasaran harus dikelola secara profesional, sehingga kebutuhan dan keinginan pelanggan akan segera terpenuhi dan terpuaskan. Pengelolaan pemasaran bank yang profesional inilah yang disebut dengan nama manajemen pemasaran bank.
Pada dasarnya manajemen pemasaran bank adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang-barang, dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran  yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi. Hal ini berarti dalam manajemen pemasaran tercakup serangkaian kegiatan analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan atas barang, jasa dan fafasan dengan tujuan utama kepuasan pihak-pihak yang terlibat.

7
 
Pada kenyataannya masyarakat pemasaran akan terlibat sepuluh (10) macam entitas yaitu :
1.        Barang-barang (goods)
2.      Jasa-jasa (service)
3.      Pengalaman-pengalaman (experiences)
4.      Kegiatan-kegiatan (events)
5.      Orang-perorang (Persons)
6.      Tempat-tempat (places)
7.      Harta kekayaan (properties)
8.      Banyak organisasi (organizations)
9.      Informasi (information)
10.    Banyak ide (ideas)
Sementara itu pengertian pemasaran (marketing) saat ini bukan sekedar menjual (to sales) dengan dimensi jangka pendek (jual-beli putus) tetapi memasarkan (to marketing) dengan dimensi jangka panjang, menggambarkan perbedaan pemikiran yang kontraks antara konsep penjualan dan pemasaran.
Menurut Wahjono (2010 : 2) mendefinisikan bahwa : ” Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang-barang, jasa dan gagasan yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi ”.
Murti (2002 : 10) mengemukakan bahwa pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial bagi individu maupun kelompok untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan individu dan kelompok lain.
Kotler (2008, hal. 19) mengemukakan bahwa : ”Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.”
Demikian halnya dengan yang dikemukakan oleh William J. Santon dalam buku Swastha dan Handoko (2008: 4) bahwa :
Pemasaran adalah suatu sistem kesuluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Ahmad Subagyo (2010, hal. 4) bahwa : “Pemasaran adalah sebuah sistem bagian dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, memberi harga, mempromosikan dan mendistribusikan jasa serta barang-barang pemuas keinginan pasar.”
Menurut Kasmir ( 2008 : 63 ) bahwa : “ Pemasaran bank adalah suatu proses untuk menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan cara memberikan kepuasan”.
Produk bank adalah jasa yang ditawarkan kepada nasabah untuk mendapatkan perhatian, untuk dimiliki, digunakan atau dikomsumsi untuk memenuhi kebutuhan, dan keinginan nasabah. Pengertian kebutuhan nasabah bank adalah suatu keadaan yang dirasakan tidak ada dalam diri seseorang. Sebagai contoh kebutuhan nasabah bank adalah:
a.      Kebutuhan akan produk atau jasa bank.
b.     Kebutuhan rasa aman berhubungan dengan bank.
c.      Kebutuhan kenyamanan berhubungan dengan bank.
d.     Kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh seluruh karyawan bank.
e.      Kebutuhan untuk persahabatan dan keakraban.
f.       Kebutuhan untuk diberi perhatian oleh seluruh karyawan bank.
g.      Kebutuhan status / prestise.
h.      Kebutuhan aktualisasi diri.
Keinginan  nasabah bank adalah kebutuhan yang dibentuk oleh kultur dan kepribadian individu. Keinginan nasabah bank adalah :
a.      Ingin memperoleh pelayanan yang tepat..
b.     Ingin agar bank dapat menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.
c.      Ingin memperoleh komitmen bank.
d.     Ingin memperoleh pelayanan yang bermutu (cepat dan memuaskan).
e.      Ingin memperoleh kepuasan nasabah atas layanan yang diberikan.
f.         Ingin dihargai dan dihormati oleh seluruh karyawan bank.
g.      Ingin memperoleh perhatian seluruh karyawan bank.
h.      Ingin memperoleh status / prestise.
i.        Ingin memperoleh keamanan dari setiap transaksi yang berhubungan dengan bank
2.2 Strategi Pemasaran Bank
Kegiatan pemasaran selalu ada dalam setiap usaha, baik perusahaan yang berorientasi profit maupun usaha-usaha sosial. Pentingnya pemasaran dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan suatu produk atau jasa. Pemasaran akan menjadi semakin penting dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat. Kemudian juga dalam rangka menghadapi para pesaing yang dari waktu ke waktu semakin meningkat.
Dalam melakukan kegiatan pemasaran suatu perusahaan tentu memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Ada beberapa tujuan suatu perusahaan melakukan kegiatan pemasaran antara lain :
-         Memenuhi kebutuhan akan suatu produk maupun jasa
-         Memenuhi keinginan para pelanggan akan suatu produk atau jasa
-         Memberikan kepuasan semaksimal  mungkin  terhadap pelanggannya
-         Meningkatkan penjualan dan laba
-         Ingin menguasai pasar  dan menghadapi pesaing
Dewasa ini kegiatan pemasaran tidak hanya monopoli perusahaan yang berorientasi profit saja, bahkan usaha badan sosial sudah mulai menggunakan pemasaran dalam rangka memenuhi kebutuh-an  dan keinginan konsumen.
Bagi dunia perbankan yang merupakan badan usaha  yang berorientasi  profit, kegiatan pemasaran sudah merupakan suatu kebutuhan utama. Tanpa kegiatan pemasaran, jangan diharapkan kebutuhan dan keinginan pelanggannya akan terpenuhi. Oleh karena itu, bagi dunia perbankan perlu mengemas kegiatan pemasarannya secara terpadu dan terus menerus melakukan riset pasar.  Pemasaran harus dikelola secara profesional, sehingga kebutuhan dan keinginan pelanggan akan segera terpenuhi. Pengelolaan pemasaran bank yang professional inilah yang disebut dengan pemasaran bank
Konsep pemasaran bank sebenarnya tidak banyak berbeda dengan konsep pemasaran untuk sektor bisnis yang lain, seperti sektor industri manufaktur, sektor bisnis jasa dan lain-lain. Perbankan merupakan salah satu jenis industri jasa, sehingga konsep pemasarannya lebih cenderung mengikuti konsep untuk  produk jasa, yang membedakan perbankan dari industri jasa lainnya adalah banyaknya ketentuan dan peraturan pemerintah yang membatasi penggunaan konsep-konsep pemasaran, mengingat industri perbankan merupakan industri yang sangat dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan masyarakat.
Strategi pemasaran bank biasanya dilandaskan pada bauran pemasaran atau marketing mix yang terdiri atas 4 P,  (Product, price, place, promotion) yaitu :
1.      Strategi Produk
Produk perbankan adalah instrumen/perangkat yang dibeli dan dijual oleh bank.  Produk yang dibeli oleh bank sangat banyak jumlahnya, karena bank dapat menciptakan berbagai jenis produk sesuai dengan keinginan nasabah. Jasa bank yang diberikan hendaknya memperhatikan kualitas dan kuantitas bankir, kualitas yang disajikan oleh para bankir termasuk waktu pelayanan, teknologi atau peralatan yang digunakan dalam melayani nasabah,  kemasan atau bentuk jasa yang diberikan, merek bagi setiap jasa yang ditawarkan dan adanya jaminan terhadap jasa yang diberikan.

Di  Indonesia, produk yang dibeli bank antara lain :
-         Simpanan giro
-         Deposito berjangka
-         Sertifikat deposito
-         Tabungan (tabungan nasional, tabungan khusus dan lain-lain)
-         Wesel, surat tagih, promes dan lain-lain
-         Setoran ongkos naik haji
-         Perdagangan valas/mata uang asing
-         Dan lain-lain
Produk yang dijual oleh bank pun berbagai ragam bentuk/jenisnya. Bank dapat menciptakan produk sesuai dengan kebutuhan masyarakat/pasar. Adapun produk yang dijual bank antara lain :
-         Kredit perdagangan besar, menengah dan kecil
-         Kredit jangka pendek, menengah dan panjang
-         Kredit untuk industri, pertanian, perkapalan dan sektor lainnya
-         Kredit usaha kecil, kredit frofesi dan lain-lain
-         Kredit sindikasi
-         L/C dalam dan luar negeri
-         Perdagangan surat-surat berharga/efek-efek
-         Dan lain-lain
Di samping itu, bank juga menjual beberapa produk yang bersifat jasa/servis. Produk yang bersifat jasa/servis adalah sebagai berikut :
-         Kiriman uang/transfer dalam dan luar negeri
-         Inkaso/penagihan piutang/collection
-         Safe deposito box (loket penyimpanan barang berharga)
-         Automated  Teller Machine (ATM)
Strategi produk yang dilakukan oleh perbankan dalam mengem-bangkan suatu produk adalah sebagai berikut :
a.      Penentuan logo dan motto
Logo merupakan ciri khas suatu bank sedangkan motto merupakan  serangkaian kata-kata yang berisikan misi dan visi bank dalam melayani masyarakat. Baik logo maupun motto harus dirancang dengan benar.
b.      Menciptakan merek
Untuk berbagai jenis jasa bank ada yang perlu dberikan merek tertentu. Merek merupakan sesuatu untuk mengenal barang atau jasa yang ditawarkan
c.      Menciptakan kemasan
Kemasan merupakan pembungkus suatu produk. Dalam dunia perbankan kemasan lebih diartikan kepada pemberian pelayanan atau jasa kepada para nasabah di samping  juga berbagai pembungkus untuk beberapa jenis jasanya.
d.      Keputusan label
Label merupakan suatu yang dilengketkan pada produk yang ditawarkan dan merupakan bagian dari kemasan.
2.      Strategi Harga
Harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix. Penentuan harga menajdi sangat penting untuk diperhatikan mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa perbankan. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan. Bagi perbankan terutama bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional, harga adalah bunga, biaya administrasi, biaya provisi  dan komisi, biaya kirim, biaya tagih, biaya sewa, biaya iuran dan biaya-biaya lainnya. Sedangkan harga bagi bank yang berdasakan prinsip syariah adalah bagi hasil.
Bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional, pengertian harga berdasarkan bunga terdapat 3 macam yaitu harga beli, harga jual dan biaya yang dibebankan ke nasabahnya. Harga beli adalah bunga yang ditawarkan kepada para nasabah yang memiliki simpanan, sedangkan harga jual merupakan biaya yang dibebankan kepada penerima kredit. Kemudian biaya ditentukan kepada berbagai  tujuan yang hendak  dicapai. Tujuan penentuan harga  secara umum adalah untuk bertahan hidup, untuk memaksimalkan laba, untuk memperbesar market share, untuk mengangkat mutu produk,  membandingkan dengan harga pesaing
Dalam hal penetapan harga deposito berjangka, pada umumnya bank harus memperhatikan tingkat suku bunga SBI, yang merupakan reference bagi bank untuk menetapkan tingkat suku bunga depositonya, baik untuk jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, ataupun 12 bulan.  Di samping itu, Bank Indonesia juga menetapkan ketentuan  yang melarang bank umum untuk memasang harga  simpanan depositonya lebih tinggi dari 125 %  x tingkat suku bunga SBI. Sebaliknya jika bank, memasang harga terlalu rendah dibandingkan dengan bank-bank pesaingnya, dikhawatirkan para deposan mengalihkan dananya ke bank-bank pesaing tersebut.
3.      Srategi Lokasi
Kegiatan pemasaran yang ketiga adalah penentuan lokasi  kantor cabang bank, baik untuk cabang utama, cabang pembantu atau kantor kas. Penentuan lokasi kantor beserta sarana dan prasarana pendukung menjadi sangat penting, hal ini disebabkan agar nasabah mudah menjangkau  setiap  lokasi bank yang ada. Demikian pula sarana dan prasarana yang harus memberikan rasa yang aman kepada seluruh nasabahnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan penentuan lokasi suatu bank adalah pertimbangan, yaitu dekat dengan kawasan industri atau pabrik, dekat dengan lokasi perkantoran, dekat dengan lokasi pasar, dekat dengan lokasi perumahan atau masyarakat serta mempertimbangkan jumlah pesaing yang ada di suatu lokasi.
Dalam bisnis perbankan, salah satu jenis bisnis yang menawarkan jasa, rangkaian yang ada sedikit berbeda. Pada bisnis perbankan tradisional, jaringan pemasaran lebih dititik beratkan pada perbedaan fungsi kontrol terhadap pelaksanaan perdagangan jasa perbankan dan ditentukan berdasarkan pertimbangan struktur organisasi, pembagian wilayah serta kewenangan dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian, dalam bisnis perbankan dikenal adanya kantor pusat, cabang utama cabang pembantu, kantor kas dan seterusnya.
Seiring dengan perkembangan teknologi komputer dan telekomuni-kasi, banyak diperkenalkan metode-metode pemasaran bisnis perbankan yang menggunakan teknologi tersebut untuk lebih meningkatkan fungsi pelayanan bank bagi kepuasan konsumen. Misalnya kini hampir semua bank yang besar telah memanfaatkan penggunaan automated teller machine (ATM) sehingga nasabah dapat melakukan berbagai transaksi, seperti pengambilan uang tunai, pembayaran rekening listrik, telepon dan lain-lain. Selain itu, dengan diperkenalkannya direct banking dan telephon banking, nasabah dapat memanfaatkan pelayanan perbankan tanpa harus men-datangi kantor-kantor cabang dari suatu bank yang dipilihnya.

4.      Strategi promosi
Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sama pentingnya dengan ketiga kegiatan dalam marketing mix, baik produk, harga dan lokasi. Dalam kegiatan ini setiap bank berusaha untuk mempromosikan seluruh produk  dan jasa yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung.
Tanpa promosi, jangan diharapkan nasabah dapat mengenal bank. Oleh karena  itu, promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabahnya. Salah satu tujuan promosi bank adalah untuk menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah yang baru. Paling tidak ada empat sarana promosi yang digunakan oleh setiap bank dalam mempromosikan baik produk maupun jasanya. Keempat macam sarana promosi yang dapat di-gunakan adalah periklanan, promosi penjualan, publisitas serta penjualan pribadi.
Iklan adalah sarana promosi yang digunakan oleh bank guna meng-informasikan, menarik dan mempengaruhi calon nasabahnya. Penggunaan promosi dengan iklan dapat dilakukan dengan berbagai media seperti surat kabar, radio, telvisi dan lain sebagainya.
Promosi lainnya dapat dilakukan melalui promosi penjualan. Tujuan promosi penjualan adalah untuk meningkatan penjualan atau untuk meningkatkan jumlah nasabah. Promosi penjualan dilakukan untuk menarik nasabah untuk segera membeli setiap produk atau jasa yang ditawarkan. Tentu saja agar nasabah  tertarik untuk membeli, maka  perlu dibuatkan promosi penjualan  yang semenarik mungkin.
Promosi yang ketiga adalah publisitas. Publisitas merupakan kegiatan promosi untuk memancing nasabah melalui kegiatan seperti  pameran, bakti sosial serta kegiatan lainnya. Kegiatan publisitas dapat meningkatkan pamor bank di mata para nasabahnya. Oleh karena itu kegiatan publisitas  perlu diperbanyak lagi.
Kegiatan promosi yang keempat adalah penjualan pribadi. Dalam dunia perbankan penjualan pribadi lebih banyak dilakukan oleh petugas customer service. Dalam hal ini customer service memegang peranan sebagai pembina hubungan  dengan masyarakat atau  public relations. Customer service bank dalam melayani para nasabahnya selalu berusaha menarik calon nasabah  menjadi nasabah bank yang bersangkutan dengan berbagai cara.
Dalam pemilihan strategi promosi yang mempergunakan iklan, pihak bank dapat memilh cara dan media yang akan dipergunakan. Apakah promosi yang akan dilakukan menggunakan media cetak, elektronik  ataukah keduanya. Bilamanakah iklan ditayangkan dan berapa lama jangka waktunya. Hal ini harus dijawab  dengan baik. Oleh para eksekutif bank agar promosi yang dilakukan
Promosi tersebut  dipergunakan untuk :
a.       Mempromosikan banknya sebagai suatu image, misalnya memper-kenalkan berdirinya Bank Maga, dibentuknya bank campuran antara bank swasta nasional dengan bank asing  dan sebaganya.
b.      Mempromosikan salah satu produk unggulan dari bank yang bersang-kutan.
2.3 Pengertian SWOT
Analsis SWOT digunakan untuk melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan. Dengan melihat kekuatan yang dimiliki serta mengembangkan kekuatan tersebut dapat dipastikan bahwa perusahaan akan lebih maju dibanding pesaing yang ada. Demikian juga dengan kelemahan yang dimiliki harus diperbaiki agar perusahaan bisa tetap eksis. Peluang yang ada harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh perusahaan agar volume penjualan dapat meningkat. Dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan haruslah dihadapi dengan mengembangkan strategi pemasaran yang baik.
SWOT menurut Sutojo dan F. Kleinsteuber (2002 : 8) adalah untuk menentukan tujuan usaha yang realistis, sesuai dengan kondisi perusahaan dan oleh karenanya diharapkan lebih mudah tercapai.
SWOT adalah singkatan dari kata-kata Strength (kekuatan perusahaan) Weaknesses (kelemahan perusahaan), Opportunities (peluang bisnis) dan Threats (hambatan untuk mencapai tujuan).
Apabila teknik swot analisis tersebut diterapkan dalam kasus menentukan tujuan strategi manajemen pemasaran dapat diutarakan sebelum menentukan tujuan-tujuan pemasaran yang ingin dicapai hendaknya perusahaan menganalisis : kekuatan dan kelemahan, peluang bisnis yang ada, berbagai macam hambatan yang mungkin timbul.
Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strengths dan Weaknesses serta lingkungan eksternal Opportunities dan Thearts yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang dan Ancaman dan faktor internal Kekuatan dan Kelemahan.
Sedangkan Kotler (2008 : 88) mengemukakan bahwa analisis SWOT adalah evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman disebut analisis SWOT.
Teknik analisis SWOT yang digunakan adalah sebagai berikut :
a.      Analisis Internal
1)      Analisis Kekuatan (Strenght)
Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya dibandingkan para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti teknologi, sumber daya finansial, kemampuan kemanufakturan, kekuatan  pemasaran,  dan basis pelaggan  yang dimiliki. Strenght (kekuatan) adalah keahlian dan kelebihan yang dimiliki oleh perusahaan pesaing.


2)      Analisis Kelemahan (Weaknesses)
Merupakan keadaan perusahaan dalam menghadapi pesaing mempunyai keterbatasan dan kekurangan serta kemampuan menguasai pasar, sumber daya serta keahlian. Jika orang berbicara tentang kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu satuan bisnis, yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Dalam praktek, berbagai keterbatasan dan kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat pada sarana dan prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai  dengan tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang diminta oleh para pengguna atau calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai.
b.      Analisis Eksternal
1)      Analisis Peluang (Opportunity)
Setiap perusahaan memiliki sumber daya yang membedakan dirinya  dari perusahaan lain. Peluang dan terobosan atau keunggulan bersaing tertentu dan beberapa peluang membutuhkan sejumlah besar modal untuk dapat dimanfaatkan. Dipihak lain, perusahaan-perusahaan baru  bemunculan. Peluang pemasaran adalah suatu daerah kebutuhan pembeli di mana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan.


2) Analisis Ancaman (Threats)
Ancaman adalah tantangan yang diperlihatkan atau diragukan oleh suatu kecenderungan atau suatu perkembangan yang tidak menguntung-kan dalam lingkungan yang akan menyebabkan kemerosotan kedudukan perusahaan. Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis.
Jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun di masa depan. Dengan melakukan kedua analisis tersebut maka perusahaan dikenal dengan melakukan analisis SWOT.
Diagram dari analisis SWOT dikemukakan oleh Rangkuti (2008 : 19) dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini :
Gambar  2.1 Diagram Analisis SWOT
















Berbagai Ancaman
 


Kuadran I    :        Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini  adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif Growth oriented strategy)
Kuadran II :          Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan  ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar)
Kuadran III :        Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/ kelemahan internal. Kondisi bisnis  pada kuadran ke III ini mirip dengan question Mark pada BCG matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan  sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya, Apple menggunakan strategi peninjauan kembali teknologi yang dipergunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri micro computer
Kuadran IV :        Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.


2.4 Pengertian Bank
Dalam bisnis modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank. Oleh karena itu saat ini dan masa yang akan datang, kita tidak akan lepas dari dunia perbankan, jika hendak menjalankan aktivitas keuangan, baik perorangan maupun lembaga, baik sosial atau perusahaan.
Begitu pentingnya dunia perbankan, sehingga ada anggapan bahwa bank merupakan ”nyawa” untuk menggerakkan roda perekonomian suatu negara. Anggapan ini tentunya tidak salah, karena fungsi bank sebagai lembaga keuangan sangatlah vital, misalnya dalam hal penciptaan uang, pengedaran uang, menyediakan uang untuk menunjang kegiatan usaha, tempat mengamankan uang, tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya.
Secara sederhana bank diartikan sebgai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Menurut Undang-Undang pokok perbankan No.10 Tahun 1998 yang dikutip oleh Idroes (2008 : 15) yang mengatur tentang pokok peraturan perbankan di Indonesia mendefinisikan sebagai berikut :
"Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meninkatkan taraf hidup rakyat banyak”.


Definisi  bank juga dikemukakan oleh Kasmir ( 2008 : 24 ), sebagai berikut : “Bank adalah sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyallurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya”.
Dendawijaya (2008 : 25) yang berpendapat bahwa  : “Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai perusahaan-perusahaan, dan lain-lain.”
Sedangkan definisi bank menurut Hasibuan ( 2008 : 2), sebagai berikut :
“Bank adalah suatu badan yang bertujuan merumuskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayaran sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain maupun dengan jasa memperedarkan alat-alat penemuan baru berupa uang giral”.

Dari pengertian-pengertian bank di atas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya adalah sebagi berikut :
a.      Menghimpun dana (funding) dari masyarakat dalam bentuk simpanan, maksudnya bank mengumpulkan ayau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan tabungan, giro, dan deposito. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara merangsang berbagai strategi agar masyarakat tertarik menanamkan dananya. Secara umum jenis simpanan yang ada di bank terdiri dari simpanan tabungan, simpanan giro, dan simpanan deposito.
b.     Menyalurkan dana (lending) dari masyarakat, dalam hal ini bank memberikan pinjaman (kredit) kepada masyarakat. Dengan kata alain bank menyediakan dana bagi masyarakat yang membutuhkannya. Pinjaman atau kredit yang diberikan dibagi dalam berbagai jenis sesuai dengan keinginan nasabah. Jenis kredit yang biasa diberikan oleh hampir semua bank adalah seperti kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit perdagangan.
c.      Memberikan jasa-jasa bank lainnya ( service ) seperti penerimaan uang (transfer), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota (kliring), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar negeri (inkaso), letter of credit (L/C), bank garansi dan jasa lainnya. Jasa-jasa bank lainnya ini merupakan jasa pendukungnya dari kegiatan produk bank yaitu menghimpun dan menyalurkan dana.
2.5    Kerangka Pikir
Bagi sebuah bank tidaklah cukup memberikan jasa-jasa keuangan saja, tetapi cara dan mutu pemberian jasa-jasa itu adalah penting. Bank harus beroperasi  secara sehat, sehingga kepentingan semua pihak terjaga dan kelanjutan hidup bank terjamin. Hal ini hanya dapat dicapai dengan kebijaksanaan dan praktek-praktek yang pandangan jauh ke depan.
Salah satu strategi ungulan yang dianggap tepat oleh Bank Negara Indonesia untuk memasarkan produk BNI Taplus dengan menggunakan analisis SWOT yaitu bagaimana perusahaan melihat keunggulan dan kelemahan yang dimiliki produk BNI Taplus akibat pengaruh dari dalam perusahaan dan bagaimana perusahaan melihat peluang dan ancaman dari lingkungan luar yang perlu diketahui untuk menyusun strategi lain yang lebih baik yang pada gilirannya PT. BNI (Persero) Tbk Cabang Makassar dapat tetap eksis, sehingga perubahan yang terjadi tidak merupakan rintangan atau ancaman, tetapi dapat menjadi peluang untuk mengembangkan usaha dan memperoleh keuntungan yang besar.
Alur pikir yang disusun berdasarkan sistematika, analisis dan alat analisis yang digunakan dalam memecahkan masalah dengan memformulasikan hipotesis, dapat dilihat pada bagan berikut ini :
Gambar  2.2 Kerangka Pikir














2.6    Hipotesis
Berdasarkan masalah pokok yang dikemukakan di atas, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut  :
" Diduga bahwa penerapan analisis SWOT (keunggulan, kelemahan,  ancaman dan peluangan) dalam pemasaran produk tabungan BNI Taplus dapat meningkatkan jumlah nasabah “.
DAFTAR PUSTAKA


 
 

Ahmad, Subagyo 2010, Marketing In Business, edisi pertama, cetakan pertaqma, Penerbit : Mitra Wacana Media, Jakarta

Basu Swstha Dharmestha, dan T. Hani Handoko, 2008, Manajemen Pemasaran : Analisa Perilaku Konsumen, edisi pertama, cetakan keempat, Penerbit : BPFE, Yogyakarta

Ferry N, Indroes 2008, Manajemen Resiko Perbankan, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : Rajawali Pers, Jakarta

Fredy, Rangkuti, 2008, Analisis SWOT Teknik  Membedah Kasus Bisnis,  cetakan kelimabelas,  Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Iman  Sentot, Wahjono, 2010, Manajemen Pemasaran Bank, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : Graha Ilmu, Yogyakarta 

Kasmir, 2008, Manajemen Perbankan, edisi revisi, cetakan kedelapan, Penerbit : Grafindo Persada, Jakarta

Lukman, Dendawijaya, 2008, Manajemen Perbankan, cetakan pertama, Penerbit : Ghalia Indonesia, Jakarta

Malayu, Hasibuan, SP, 2007, Dasar-dasar Perbankan, cetakan pertama, Penerbit : Bumi Aksara, Jakarta

Murti, Sumarni 2002, Manajemen Pemasaran Bank, edisi revisi, cetakan pertama, Penerbit : Liberty Yogyakarta

Philip, Kotler, 2008, Manajemen Pemasaran, terjemahan Hendra Teguh, edisi keduabelas, cetakan kedua, Penerbit : Prenhalindo, Jakarta

Sutojo, Siswanto dan F. Kleinsteuber, 2002, Strategi Manajemen Pemasaran, cetakan pertama, Penerbit : Damar Mulia Pustaka, Jakarta 

Undang-undang Perbankan No. 14 tahun 1998, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : Rajawali Pers, Jakarta


0 comments: